LAILATUL QODR

By. Syahamah
            
       Alhamdulillah kita telah memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadlan yang penuh berkah dengan keutamaan-keutamaan dan berkah-berkahnya, kita akan melewati satu demi satu hari-hari penuh berkah yang tersisa,  di sepuluh malam terakhir ini dahulu Nabi shallallahu 'alayhi wasallam selalu giat beribadah dengan beri'tikaf di masjid dan qiyamul lail. Allah subhanahu wa ta'ala mengkhususkan bulan Ramadlan yang penuh berkah dengan keistimewaan-keistimewaan yang tidak diberikan kepada bulan-bulan lainnya, di bulan Ramadlan-lah diturunkan al Quran al Karim kepada Nabi Muhammad, di bulan Ramadlan diturunkan kitab Injil yang shahih kepada Nabi Isa ibn Maryam, di bulan Ramadlan diturunkan kitab Taurat yang shahih kepada Nabi Musa ibn Imran shallallahu 'alayhim wasallam. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Wa-tsilah ibn al Asqa', ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bersabda:
أُنزلت التوراةُ لستّ مَضينَ من رمضان وأنزلَ الإنجيلُ لثلاثَ عشرةَ خلت من رمضان وأنزل الفرقان لأربع وعشرين خلت من رمضان. اهـ
Maknanya: "Taurat diturunkan pada malam ke enam Ramadlan, Injil diturunkan pada malam 13 Ramadlan dan al Qur'an diturunkan pada malam 24 Ramadlan".
            Di bulan Ramadlan terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, melakukan ketaatan kepada Allah di malam itu lebih baik dari beramal selama seribu bulan di lain malam tersebut. Di malam Lailatul Qadr, Jibril 'alayhissalam diperintahkan untuk mengambil al Quran al Karim dari al- Lauh al Mahfuzh dan membawanya turun sekaligus semuanya ke Baitul 'Izzah di langit pertama, kemudian setelah itu ayat-ayat suci al Quran turun secara terpisah dan berangsur-angsur. Lailatul Qadr pada waktu itu adalah malam 24 Ramadlan. Al Quran turun secara berangsur-angsur kepada Nabi dan selesai dalam tempo 23 tahun, dan Nabi shallallahu 'alayhi wasallam telah mengajarkan kepada para sahabatnya yang mulia urutan ayat-ayatnya dan cara membacanya sesuai yang ada di tengah-tengah kita sekarang yang permulaannya adalah surat al Fatihah, setelahnya surat al Baqarah dan akhir mushhaf adalah surat an-Nas. al Qur'an al Karim turun di malam yang penuh berkah sebagaimana dalam firman Allah ta'ala:
إنا أنزلناه في ليلة مباركة، إنا كنا منذرين (سورة الدخان / 3)
sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang
 memberi peringatan
Malam penuh berkah ini adalah malam Lailatul Qadr, ayat ini tidak berbicara tentang malam Nishfu Sya'ban. Malam Lailatul Qadr adalah malam yang dijelaskan oleh Allah ta'ala
فيها يفرق كل أمر حكيم (سورة الدخان / 4)
Yakni pada malam tersebut, Allah memperlihatkan kepada para malaikatnya yang mulia berita-berita satu tahun ke depan tentang kematian dan kehidupan, siapa di antara para hamba yang akan Allah uji dengan sakit, kefakiran dan musibah dan siapa di antara para hamba yang Allah berikan kepada mereka nikmat kesehatan dan kekayaan.
            Allah ta'ala berfirman:
إنا أنزلناه في ليلة القدر. وما أدراك ما ليلة القدر
Malam Lailatul Qadr adalah malam agung yang tidak ada kecuali di bulan Ramadlan. Tidak disyaratkan berada pada malam 27 Ramadlan dengan dalil hadits Wa-tsilah ibn al Asqa', dia menyebutkan bahwa al Qu'ran diturunkan pada malam 24 Ramadlan, jadi mungkin saja malam Lailatul Qadr jatuh di malam ke berapa-pun di antara malam-malam bulan Ramadlan, tetapi tidak keluar dari bulan Ramadlan dan pada umumnya malam Lailatul Qadr jatuh pada 10 malam terakhir bulan Ramadlan.
            Allah ta'ala berfirman:
ليلة القدر خير من ألف شهر
Jadi barang siapa ingin menghidupkan malam Lailatul Qadr hendaklah mempersiapkan diri dengan amal ketaatan seperti diperintahkan oleh Allah ta'ala, ia bisa menghidupkan malam Lailatul Qadr dengan dzikir, istighfar, shalat sunnah dan memperbanyak membaca al Quran al Karim. Orang yang memiliki tanggungan mengqadha' shalat-shalat wajib hendaklah menyibukkan dirinya di malam Lailatul Qadr dengan mengqadha' shalat-shalat wajib yang ditinggalkan tersebut sebagai ganti dari menyibukkan diri dengan shalat-shalat sunnah, karena para ulama mengatakan:
من شغلهُ الفرضُ عن النفل فهو معذورٌ ومن شغله النفل عن الفرض فهو مغرور اهـ
"Barang siapa disibukkan oleh perkara wajib sehingga meninggalkan perkara sunnah, maka diterima udzurnya dan barang siapa disibukkan oleh perkara sunnah dan melalaikan yang wajib maka ia tertipu oleh setan".
            Saudara-saudara seiman, doa apa yang hendaknya dibaca oleh orang yang menyaksikan malam Lailatul Qadr?. Mari kita simak bimbingan pengajar kebaikan; Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam, Suatu ketika 'Aisyah radliyallahu 'anha bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam jika ia menyaksikan malam Lailatul Qadr doa apa yang ia baca maka Nabi shallallahu 'alayhi wasallam berkata kepadanya: Katakanlah:
اللهمَّ إنك عفوٌّ تحبُّ العفوَ فاعفُ عني اهـ (رواه ابن ماجه وأحمد وغيره)
"Ya Allah, sesungguhnya engkau maha Pengampun, engkau mencintai pengampunan, maka ampunilah aku" (H.R Ibnu Majah, Ahmad dan lainnya).
            Di antara tanda-tanda malam Lailatul Qadr bagi orang yang melihatnya dalam keadaan terjaga, ia akan melihat cahaya yang bukan cahaya matahari, cahaya bulan ataupun cahaya listrik atau melihat pohon-pohon bersujud kepada Allah ta'ala, mudah-mudahan Allah ta'ala mengaruniakan kepada kita bisa melihat malam Lailatul Qadr dan berdoa di malam tersebut. Di pagi malam yang penuh berkah tersebut ketika matahari terbit, akan terlihat lembut cahayanya, disinyalir itu dikarenakan banyaknya para Malaikat ar-Rahmah yang turun,
تنزل الملائكة والروح فيها بإذن ربهم من كل أمر 
Sebagian orang melihat malam Lailatul Qadr dalam mimpi, akan tetapi yang lebih sempurna dan lebih kuat melihat malam Lailatul Qadr dalam keadaan jaga, dan barang siapa melihat malam Lailatul Qadr dalam keadaan mimpi maka itupun mengandung kebaikan. orang yang Allah ta'ala muliakan dengan melihat Lailatul Qadr pada malam tersebut hendaklah berdoa kepada Allah untuk meringankan kesulitan-kesulitan yang dihadapi kaum muslimin dan agar mengangkat musibah-musibah dan harga-harga yang mahal dari kaum muslimin dan agar memperbaiki hubungan antara kaum muslimin.
            Saudara-saudara seiman, ketahuilah bahwa seyogyanya seorang mukmin melakukan berbagai bentuk ketaatan kepada Allah pada malam-malam Ramadlan seluruhnya agar menepati malam Lailatul Qadr tersebut, sehingga dia tidak kehilangan pahala menghidupkan malam Lailatul Qadr, meskipun ia tidak melihat tanda-tandanya dalam keadaan jaga ataupun mimpi. Maka marilah kita persiapkan bekal untuk akhirat kita, marilah kita hisab diri kita sebelum kelak kita dihisab, marilah kita menyiapkan diri untuk suatu hari di mana kita harus memasuki liang kubur, kuburan adalah pintu yang semua orang akan memasukinya, Malaikat maut tidak meminta izin untuk mencabut nyawa kepada orang yang berusia lanjut, sebagaimana dia tidak meminta izin kepada orang yang berusia muda. Malaikat Maut tidak akan membiarkan seseorang hidup karena ia kuat dan sehat, sebagaimana halnya ia tidak membiarkan seseorang hidup karena ia sakit atau tua renta, oleh karenanya marilah kita menyongsong akhirat kita dengan taat kepada Allah dan bertaubat sebelum mati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHA SUCI ALLAH DARI TEMPAT, ARAH, BENTUK DAN UKURAN (HADD)

KISAH PERTEMUAN KH. KHOLILURRAHMAN (RA LILUR – CICIT MBAH KHOLIL BANGKALAN MADURA) DENGAN GURU MULIA, PROF. DR. AL-HABIB AL-SYAIKH SALIM ‘ALWAN AL-HUSAINI (KETUA DARUL FATWA AUSTRALIA)