PELAJARAN DARI KEBAKARAN LOS ANGELES (LA) USA

                                                                          Foto: AP/Ethan Swope


 

PELAJARAN DARI KEBAKARAN LOS ANGELES (LA) USA

By. Mastur Maskur


Siapa yang tidak kenal dan tidak dengar dengan nama Los Angeles atau yang biasanya disigkat L.A. Bahkan terkadang ada yang mempelesetkan L.A dengan kepanjangan Lenteng Agung (salah satu Kawasan di Jakarta). Iya, L.A adalah kota terbesar ke dua di negara paman Sam (Amerika Serikat) yang merupakan negara adidaya di dunia. L.A dikenal sebagai pusat dunia bisnis, perdagangan internasional, hiburan, budaya, media, mode, ilmu pengetahuan, olahraga, teknologi, dan pendidikan terdepan, serta merupakan kota terkaya ketiga di dunia dan kota paling kuat dan berpengaruh kelima di dunia. Bahkan Hollywood yang terkenal dengan film-film hollywoodnya ada di L.A. Sehingga L.A dijuluki "Ibu Kota Hiburan Dunia", yang memimpin pembuatan produksi televisi, permainan video, dan musik rekaman kelas dunia.  

Pada awal-awal tahun 2025 ini, dunia dikejutkan dengan terjadinya kebakaran yang maha dahsyat yang menimpa Kawasan L.A ini, tepatnya pada Selasa (7/1/2025) siang waktu setempat. Bahkan sampai tulisan ini dibuat, kebakaran L.A belum sepenuhnya dijinakkan. Padahal menurut berita dari media bahwa alat yang dipakai untuk memadamkan api adalah alat yang paling canggih yang dimiliki AS. Karena AS dikenal memiliki alat pemadam kebakaran yang paling canggih di dunia. Disamping itu menurut berita media juga sudah ada bantuan pemadam kebakaran dari Kanada dan Meksiko. Akibat kebakaran ini lebih dari 37.000 hektar hangus terbakar dan menghancurkan lebih dari 13.000 bangunan, serta 24 orang meninggal dunia, disamping korban jiwa lain yang masih hilang belum ditemukan. Selain itu ada kurang lebih 180.00 orang terpaksa mengungsi. Sehingga banyak kalangan yang menyebut bahwa kebakaran ini bak medan perang dan neraka. Karena akibat kebakaran ini pemandangannya menyerupai kerusakan hebat akibat terkena bom dan sejenisnya serta api yang menyala-nyala yang memenuhi mayoritas Kawasan ini. Kerugian materi akibat kebakaran inipun tidak main-main. Menurut informasi sejumlah media bahwa kerugian meteri akibat kebakaran ini ditaksir Rp 2.185 Triliun. Angka ini melampaui Bantuan AS ke Israel untuk Perang Gaza Rp 290 Triliun.

Ada beberapa spekulasi akibat kebakaran hebat L.A ini. Bagi AS sendiri dan pendukungnya kebakaran ini dianggap sebagai kebakaran biasa yang diakibatkan oleh alam. Namun mereka menganggap bahwa kebakaran ini adalah kebakaran terparah yang mereka alami. Namun bagi banyak kalangan, terutama yang anti AS, kebakaran ini adalah Azab Tuhan terhadap AS sebagai akibat dari pernyataan Donald Trump, Presiden terpilih yang mengancam Hamas untuk menjadikan Timur Tengah sebagai neraka jika tidak membebaskan semua tahanan yang ditahan Hamas.  

Terlepas dari semua spekulasi tersebut, sebagai orang beriman kita perlu memahami dan meyakini bahwa setiap bencana yang  menimpa manusia adalah dari Allah Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang tidak menyerupai dengan sesuatu apapun dari makhluk-Nya, ada tanpa tempat dan arah. Setiap yang terjadi di dunia ini tidak lepas dari penciptaan, kehendak, kekuasaan dan ilmu-Nya yang azali.  Alam (Thabiah) tidak punya kehendak apa-apa dan tidak dapat menciptakan apa-apa. Api tidak dapat menciptakan kebakaran. Air tidak menciptakan kebanjiran. Api bisa membakar karena memang tabiatnya Allah jadikan bisa membakar. Begitu juga dengan air dan yang lainnya. Alam tunduk pada kekuasaan dan kehendak Allah yang mengatur dan menciptakan-Nya. Jika Allah tidak menghendaki pada api untuk tidak membakar maka ia tidak akan bisa membakar, seperti yang terjadi kepada Nabi Ibrahim alaihissalam. Maka dalam kasus kebakaran di L.A inipun tidak lepas dari kehendak Allah dan kekuasan serta penciptaan-Nya. Api yang membakar L.A dikendalikan sepenuhnya oleh Allah. Api di L.A tidak akan bisa dipadamkan jika Allah tidak berkenan untuk padam, meskipun memakai alat secanggih apapun. Namun jika Allah sudah berkehendak untuk padam pasti akan padam. Hanya saja kita tidak tahu sampai kapan Allah akan memadamkan api-Nya yang masih menyala di beberapa titik di L.A saat ini, padahal sudah satu mingguan kebakaran ini terjadi. Kita doakan semoga cepat padam. Karena ada saudara kita yang muslim yang menjadi warga di sana yang terdampak juga.

Sebagai orang beriman ada beberapa pelajaran yang bisa kita petik dari bencana kebakaran L.A ini, diantaranya:

1.   Hendaknya kita mengembalikan segala urusan kepada Allah. Bencana yang Allah turunkan hendaknya menjadi pelajaran buat kita untuk kita renungkan dan intropeksi terhadap diri kita masing-masing.

2.      Hendaknya kita menambah nilai ketaqwaan kita kepada Allah. Karena musibah yang Allah timpakan bisa jadi merupakan azab untuk orang-orang yang kafir dan yang melampaui batas, seperti yang Allah timpakan kepada ummat-ummat para Nabi sebelumnya dan mungkin saja kebakaran L.A masuk dalam katagori ini (hanya Allah yang tahu).  Bisa juga sebagai peringatan bagi hamba-hambanya yang ahli maksiat. Dan bisa juga sebagai bentuk kasih sayang Allah terhadap hamba-hambanya yang shaleh untuk mengangkat derajatnya.

3.      Secanggih apapun alat yang dibuat manusia tidak akan mampu melawan kehendak dan kekuasaan Allah. Maka hendaknya kita tidak meyombongkan diri kita dengan kemampuan yang kita miliki. Karena kemampuan kita ini sejatinya adalah anugerah Allah yang wajib kita sykuri dengan menggunakannya hanya untuk mengabdi dan taat kepada-Nya. 

Semoga kita dijauhkan dari musibah yang dapat menghancurkan kita. Dan semoga saudara-saudara kita yang saat ini tertimpa musibah yang ada dibelahan bumi ini diberikan kekuatan oleh Allah dan diangkat derajatnya. Aamiin.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHA SUCI ALLAH DARI TEMPAT, ARAH, BENTUK DAN UKURAN (HADD)

KISAH PERTEMUAN KH. KHOLILURRAHMAN (RA LILUR – CICIT MBAH KHOLIL BANGKALAN MADURA) DENGAN GURU MULIA, PROF. DR. AL-HABIB AL-SYAIKH SALIM ‘ALWAN AL-HUSAINI (KETUA DARUL FATWA AUSTRALIA)